Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PILIHAN KARIR KAUM MILENIAL

karir kaum milenial
BloggerBlitar.COM - Perkembangan zaman ternyata turut merubah pola pikir dan tingkah laku manusia. Salah satunya adalah dalam Pilihan Karir Kaum Milenial. Milenial biasanya disebut dengan gen-Y atau bisa disebut generasi langgas atau yang lahir di tahun 1980 an sampai dengan awal tahun 2000 an. Penulis sendiri termasuk di generasi ini kalau menurut tahun lahirnya yah. Hehe...

Penulis sendiri tidak pernah mempermasalahkan hal ini, dikarenakan menjalani hidup itu tidak harus berpatokan dengan GEN-X, Y, Z, atau kromosom apapun. Pepatah jawa berbunyi sedemikian halnya "Bukan siapa yang berbicara, tetapi pandanglah makna dibalik kata-kata yang disampaikan". Jadi penulis berpendapat, hidup itu kita harus bisa mendengarkan (listen-to) agar kita bisa menghargai orang lain, mengajarkan toto kromo, unggah-ungguh, baik itu antara yang sebaya, lebih tua ataupun yang termuda sekalipun. Itulah namanya hidup, saya rasa prinsip ini juga berkaitan erat dengan jenjang karir kita disuatu perusahaan.

Untuk kali ini, penulis mencoba memahami prinsip dasar dari Karir pilihan Kaum Milenial, jika memang didalam artikelnya ada kata-kata yang tidak sesuai tolong dikoreksi yah.

Karir Kaum Milenial


Beberapa subs-judul berikut akan dijabarkan, beberapa pilihan karir yang diminati oleh kaum milenia, masing - masing akan coba dijabarkan berdasarkan Poin-of-View penulis tentunya.

1. CEO Startup

Penulis melihat trend bisnis yang berkembang pesat ditanah air Indonesia ini adalah startup Teknologi, misalnya seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan masih banyak yang lainnya. Beberapa CEO startup ini kebanyakan umur 25 - 35 tahun, cocokan disebut sebagai Gen - X sesuai judulnya.

Beberapa yang sukses, sekarang bahkan bisa dikatakan "Naik Kelas" seperti salah satu CEO Ojek Online (GOJEK) yakni Nadeem Karim. Nadeem sendiri dipanggil Bapak Presiden Joko Widodo untuk dipercaya menjadi menteri pendidikan.

Mereka ini menjadi inspirasi Kaum Milenial, terbukti banyaknya startup bermunculan di Indonesia. Yang penulis tahu, bisnis web hosting naik tajam penjualannya beriringan maraknya penulis yang mencari uang melalui mitra Google Adsense sebagai blogger. Sekarang ini banyak bertebaran jasa web hosting yang menawarkan harga murah dan fasilitas yang mewah, itu yang dicari kebanyakan orang Indonesia gaes. Trust me deh.

Resiko mengelola startup ini, kita memulainya dari nol, bisa jadi modal dipinjamin orang tua, atau gadaikan sepeda motor di pegadaian. Modal yang minim ini, mengharuskan anda sebagai CEO harus tetap memutar otak agar startup anda tidak roboh di tahun pertama.

Keuntungannya tentu anda memiliki waktu yang tidak terbatas untuk berkumpul dengan keluargamu. Tidak ada batasan anda harus bekerja sampai larut malam gaes, gak jadi kalong. Hehe

2. Karyawan Swasta

Penulis sendiri adalah karyawan swasta, yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang induknya adalah Astra International. Penulis sendiri sampai saat ini belum bisa lepas dari tangan perusahaan, disamping passion yang ada dipenulis untuk bekerja di perusahaan ini dan juga harus menafkahi istri dan anak gaes. Hehe curcol deh.

Kenapa penulis harus memilih menjadi karyawan swasta? Pertama tentu passion yah, kedua adalah penulis sendiri belum memahami skema bisnis tertentu, sehingga menulis di blog ini lah tujuannya agar bisa mendapatkan passive income dari Google Adsense suatu saat nanti. Bukan mimpi loh yah, setiap malam sepulang kerja, saya selalu menyempatkan untuk mengisi blog ini setiap harinya.

Resiko menjadi karyawan swasta tentu kita dituntut target sesuai expetasi perusahaan. Anda harus siap berjibaku melawan otak dari pikiran ketidak-mampuan. Kenapa? Karena stress dalam pekerjaan berawal dari otak kita yang menstimulasikan bahwa kita sendiri tidak akan mampu untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh perusahaan. Jadi lawanlah bayangan yang ada di diri anda sendiri. Bah, udah macam Mario Teguh aja awak pun ini.

Keuntungan yang kita dapatkan tentunya gaji yang stabil tiap bulan, konstan yah perlu di-ingat naik gaji di perusahaan adalah setiap satu tahun sekali. Kedua, adalah mendapatkan jaminan kesehatan baik itu full covered ataupun yang masih setengah. Itu saya sendiri memilih untuk menjadi karyawan swasta.

3. Karyawan Negeri

Penulis besar dari pendapatan seorang ayah yang mengabdikan dirinya di suatu instansi milik pemerintah. Meskipun saya tidak menjadi karyawan negeri (tidak pernah lolos mengikuti test CPNS) tapi selama hidup ini dibiayain oleh uang hasil ayah saya bekerja di pemerintahan. Hehe gak nyambung sih.

Jadi, bagi anda yang bercita-cita untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, silahkan gunakan kesempatan tahun ini akan dibuka penerimaan pegawai pemerintah. Penulis sih sepertinya tidak mau ikut, sudah capek awak ikut beberapa kali gagal terus.

Resiko anda menjadi karyawan negeri, hhmm... Saya tulis berdasarkan rekam jejak karir ayah saya saja deh, ayah saya sampai beliau pensiun saya lihat perkembangan karir beliau tidak terlalu signifikan. Mungkin hanya berubah pada golongan jabatan saja. Jika mau naik menjadi kepala instansi, mungkin anda harus siap ditugaskan disuatu daerah yang terpencil kali yah. hehe selamat digigitin nyamuk deh.

Keuntungannya, yaa apa yah? Ayah saya bisa menikmati masa tuanya dari uang pensiunan beliau setiap bulannya. Cukuplah buat hidup tiap bulannya bersama ibu saya Alkhamdulillah yah. Jadi jika anda memang berminat jadi abdi negara, jangan lupa belajar agar bisa lolos yah di tahun ini.

4. Akademisi

Biasanya jalur ini itu ditempuh oleh orang-orang yang memang berjiwa ngemong, alias suka berbagi ilmunya, bukan sok pintar loh yah. Haha...

Kebetulan istri penulis dulunya dosen, istri saya setelah lulus Sarjana, kemudian melanjutkan ke jenjang Magister. Tentu ini membutuhkan biaya yah, bagi anda yang memang mengarah ke sana, sedari dini siapkan modal untuk melanjutkan ke jenjang magister tersebut. Caranya bagaimana? Menjadi part-time di restoran, toko, atau reseller/dropship deh yang paling gampang.

Resikonya ya sedikit lowongan kerja untuk dosen, dan membutuhkan modal yang banyak untuk syarat menjadi dosen.

Kesimpulan


Sebelum artikel ini ditutup, penulis mencoba menyimpulkan senidiri. Hidup itu saya rasa tidak ditentukan oleh Gen X, Y, Z. Peluang kita meraih kesuksesan ada di attitude kita. Dimanapun kita berkarir, attitude kita lah yang menentukan prestasi kita bisa naik kelas atau stagnan di jabatan itu. Maka selalu perbaiki tingakah-laku kita dalam berkomunikasi dengan atasan, ataupun junior kita.

Akhir kata, jika pembaca suka dengan tulisan ini jangan lupa di share di akun Sosial Media anda agar artikel ini dibaca oleh banyak orang yah.

Terimakasih.

Posting Komentar untuk "PILIHAN KARIR KAUM MILENIAL"