Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Bahasa Indonesia


Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUD 1945 pasal 36) dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Bahasa Indonesia dipahami dan diturunkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia. Meskipun demikian bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.

Orang Indonesia yang mula-mula menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonisische Pers-bureau.

Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan National Indonesische Padvinderij (Natipiji). Itulah organisasidi tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia.

Ada berbagai bukti bahwa bahasa Melayu pada waktu itu sudah digunakan sebagai bahasa perhubungan. Berbagai batu bertulis (prasasti) kuno yang ditemukan seperti :
  1. Prasasti Kedukaan Bukit di Palembang, tahun 683
  2. Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684
  3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686
  4. Prasasti Karang Brahi, tahun 688
  5. Prasasti Gandasuli di Jawa Tengah, tahun 832
  6. Prasasti Bogor, tahun 1942

Selanjutnya setelah merdeka, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi bahasa Negara adalah bahasa Indonesia. Keberadaan bahasa Indonesia merupakan kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia karena merupakan bahasa asli milik pribumi dan telah mengakar di seluruh wilayah Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia


Berbagai peristiwa kemudian mengiringi Perkembangan bahasa Indonesia, baik dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa negara. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Lahirnya ejaan resmi bahasa Melayu yang disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen pada tahun 1901.
  2. Berdirinya Commissie woor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat) tahun 1908.
  3. Terselenggaranya Kongres Pemuda tahun 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
  4. Terbitnya Majalah Poejangga Baroe tahun 1933.
  5. Ditandatanginya UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945.
  6. Lahirnya Ejaan Republik untuk menggantikan ejaan van Ophuijsen.
  7. Lahirnya Ejaan yang disempurnakan (EYD) tanggal 16 Agustus 1972.
  8. Diresmikannya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah pada tanggal 16 Agustus 1972. 

Kongres Bahasa Indonesia


Selain itu, juga diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia secara rutin setiap lima tahun sekali, kecuali pada awal Indonesia merdeka. Secara berturut-turut berikut waktu diselenggarakannya Kongres bahasa Indonesia.

Kongres Bahasa Indonesia I

Diselenggarakan di Solo pada tanggal 25 - 28 Juni 1938 dengan kesepakatan perlunya upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.

Kongres Bahasa Indonesia II

Diselenggarakan di Medan pada tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dengan hasil perlunya diupayakan penyempurnaan bahasa Indonesia khususnya bahasa Indonesia ragam tulis.

Kongres Bahasa Indonesia III

Diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 dengan keputusan dirumuskannya kedudukan dan fungsi dan bahasa Indonesia.

Kongres Bahasa Indonesia IV

Diselenggarakannya di Jakarta pada 21 - 26 November 1983 dengan rekomendasi perlunya semua masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kongres Bahasa Indonesia V

Diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober - 3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia.

Kongres Bahasa Indonesia VI

Diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober - 2 November 1993. Dalam kongres ini disepakati usulan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia.

Kongres Bahasa Indonesia VII

Diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26 - 30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan anggota tokoh masyarakat dan pakar yang bertugas mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Kongres Bahasa Indonesia VIII

Diselenggarakan di Jakarta tanggal 14 - 17 Oktober 2003 yang menekankan pada perlunya pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing (BIPA).

Kongres Bahasa Indonesia IX

Diselenggarakan di Jakarta tanggal 28 Oktober - 1 November 2008. Pada kongres ini direncanakan diluncurkannya kamus elektronik dan disahkannya Undang-Undang Bahasa.

Posting Komentar untuk "Sejarah Bahasa Indonesia"