Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman menjadi petugas kotak amal di desa waktu kecil

Kotak Amal Charity
Gambar by Mohamad Hassan from Pixabay
Siapa yang masih ingat aktifitas masa kecil? Saya yakin hampir 99% manusia mengingat memory masa kecilnya ketika umur 6 - 10 tahun. Otak kita merupakan hardisk yang tidak ada limit kapasitasnya. Meskipun ada beberapa berita tentang kelainan otak yang mengakibatkan memory itu reset setiap 2 jam. Tapi secara naluri fungsi otak kita mampu menyimpan hingga kita menginjak umur 70 an, karena ayah saya sekarang umur 70 tahun Alkahmdulillah ingatannya masih berfungsi dengan baik.

Kotak Amal


Malam ini tiba-tiba saya teringat masa kecil, mungkin pada waktu itu masih sekolah dasar. Waktu itu penulis aktif di kegiatan masjid, dari mulai TPQ, hingga hal-hal lainnya di masjid kampung saya. Hingga pada waktu itu takmir masjid memanggil saya.

"De, ini kamu kebagian tugas membawa kotak amal di RT.05 RW.02 ya."

"Iya mas, sama siapa kawannya"

"Nanti kamu berdua sama andi"

Saya membawa satu buah kotak amal, dan berangkat setelah usai sekolah selesai. Makan siang dulu ding. Karena sebelumnya sudah dibagi RT mana yang akan kita tuju, maka setelah semua siap kita pun langsung menuju RT yang sudah menjadi pembagian. Kami berjalan dan menghampiri setiap rumah warga tersebut, sambil menyodorkan kotak amal yang dibawa kami.

Waktupun tidak terasa sudah sore, lelah saya tidak begitu terasa karena kami riang gembira menghampiri pintu-pintu rumah warga dengan senyuman. Biasanya kami pulang sekitaran jam 17.00 setelah dirasa semua rumah sudah dikunjungi. Kami pulang membawa kotak amal itu menuju takmir masjid, dan biasanya langsung dibuka berapa hasil sumbangan warga tersebut.

Pada waktu itu kita menjalankan tugas itu tanpa pamrih, tapi biasanya memang dikasih sedikit untuk jajan atau pengganti lelah kami oleh takmirnya. Hasil sumbangan warga tersebut untuk aktifitas takmir masjid dan program-program lainnya.

Banyak anak-anak sebaya saya waktu itu selepas pulang sekolah yang senang mengikuti kegiatan ini. Tentunya sudah mendapatkan izin dari orang tua kami.

Charity


Saya merasakan perbedaan yang luar biasa ketika sudah menginjak remaja, dan udah tua ini. hehe udah punya anak gaes. Teknologi yang membuat semua menjadi berbeda. Saat ini, semua sangat dimudahkan. Kamu bingung mau menyisihkan pendapatan kamu untuk zakat? Ada badan-badan zakat di internet yang memudahkan kita untuk beramal.

Bentuk-bentuk donasipun semakin ramai menjamur. Entah ini sebagai peluang bisnis atau memang ingin mengelola sebagian rezeki orang untuk dijalan Agama. Saya baca diinternet bermacam-macam jenis charity. Dan juga banyak lembaga yang menaungi charity ini. Bahkan akhir-akhir ini banyak juga organisasi charity yang mengumpulkan dana untuk bantuan kemanusian di negera-negara konflik.

Tentu tujuannya sangat baik hal-hal seperti ini, membantu sesamanya yang sedang kesulitan dengan bantuan teknologi canggih. Semoga saja yang diharapkan oleh pemberi sumbangan tentu tidak ingin dana yang disumbangkannya itu salah arah bukan? Cuman terkadang, jarang terlihat transparansi organisasi-organisasi charity dalam hal pembukuannya agar para donatur mengetahui kemana saja aliran dananya.

Ya dunia sudah berubah, dulu saya menggunakan kotak amal sekarang kita bisa dengan mudah duduk didepan leptop dan mengirimkan sejumlah uang melalui internet bangkingnya dan done. Sudah selesai membagikan rezekinya.

Kira-kira masih ada tidak yah, kotak amal dan bocah kecil berkeliling kampung mengetok rumah-rumah warga?

Akhir kata sebelum tidur, semoga kita selalu dilindungiNya dalam segala aktifitas kita. Aamiin YRA.

Posting Komentar untuk "Pengalaman menjadi petugas kotak amal di desa waktu kecil"